Surabaya – How To Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Harga emas Antam misalnya, hari ini harganya mencapai Rp 1.980.000 per 1 gram. Fenomena ini membuat masyarakat ramai-ramai berburu logam mulia sebagai bentuk investasi aman.
Namun, di tengah euforia masyarakat yang sedang ‘panas’ berburu emas, pakar ekonomi justru memberikan peringatan agar publik lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Gigih Prihantono mengatakan lonjakan harga emas saat ini sebaiknya tidak selalu disambut dengan aksi membeli.
“Kalau dari saya, mending dijual aja emasnya karena harganya sudah terlalu tinggi,” kata Gigih kepada detikJatim, Senin (21/4/2025).
Dia menilai kenaikan harga emas yang drastis saat ini justru menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat yang sudah memiliki emas untuk melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
Gigih menjelaskan harga emas sangat dipengaruhi mekanisme pasar yakni supply dan demand. Ketika permintaan melonjak seperti sekarang, harga otomatis akan meningkat. Namun kondisi ini bersifat fluktuatif dan bisa berubah sewaktu-waktu.
“Emas itu seperti nilai tukar, bisa turun, bisa naik. Kalau demand-nya tinggi, dia akan naik. Kalau demand rendah, maka dia akan turun. Itu juga tergantung kondisi perekonomian,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi global yang mulai stabil dan membaik juga berpotensi menurunkan harga emas dalam waktu dekat.
Gigih juga menyebutkan kebijakan global seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yakni memberikan relaksasi tarif bisa menjadi salah satu pemicu turunnya harga emas. Ditambah kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jadi ini momentum tepat untuk menjual, bukan membeli. Kalau mau beli, nanti aja tunggu harga turun,” sarannya.
Meski How To For You demikian dia tidak menampik bahwa emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang aman di tengah gejolak ekonomi. Namun, masyarakat diminta untuk tidak hanya tergiur oleh potensi keuntungan tinggi, tapi juga harus memahami risikonya.
“Jangan hanya tergiur hasil tinggi, tapi juga harus tahu risikonya. Semua investasi pasti ada risikonya, termasuk emas,” pungkasnya.